Analisis Teknis
Trendline
Trendline atau garis tren merupakan garis unik yang digambarkan pada grafik oleh trader untuk menghubungkan rangkaian harga atau mendemonstrasikan keadaan paling cocok untuk data tertentu. Setelahnya, trader dapat memanfaatkan garis yang dihasilkan untuk memperoleh indikasi yang kuat tentang arah pergerakan nilai investasi.
Garis tren merupakan garis yang digambar di atas atau di bawah pivot tertinggi atau terendah untuk mengindikasikan arah utama harga. Support dan resistance pada setiap periode waktu diwakili secara visual oleh garis tren. Garis tersebut menggambarkan pola pada saat terjadinya kontraksi harga dan menunjukkan arah dan kecepatan harga tersebut.
Contoh Down Trend/Tren Turun
Contoh Up Trend/Tren Naik
Seorang Analis membutuhkan setidaknya dua titik pada grafik harga agar mereka dapat menggambar garis tren. Periode waktu yang berbeda, termasuk satu menit atau lima menit, lebih disukai oleh beberapa analis. Analis yang lain mengamati grafik mingguan atau harian untuk trading jangka panjang.
Beberapa analis sama sekali tidak memperhatikan waktu, lebih memilih untuk mengamati pola menggunakan interval tick daripada menggunakan interval waktu. Fakta bahwa garis tren dapat dimanfaatkan untuk membedakan tren terlepas dari periode waktu, kerangka waktu, atau interval yang digunakan adalah interval yang membuat garis tren berada di mana-mana pada penerapan dan daya tariknya.
Apa yang Terjadi Jika Garis Tren Terpecahkan?
Contoh Garis Tren Naik yang Terpecahkan
Perhatikan bagaimana pasangan tersebut sedang mengalami tren naik untuk beberapa Minggu dan menguji garis tren naik tersebut beberapa kali, yang terus mendukung harganya naik lebih tinggi lagi hingga pasangan tersebut memecahkan garis tren tersebut dan bertahan di bawahnya, mengarahkan ke akselerasi penurunan, turun hampir 50% dari pergerakan naiknya tersebut.
Contoh Garis Tren Turun yang Terpecahkan
Konsepnya sama dengan tren naik yang terpecahkan, tetapi kebalikannya. Perhatikan bagaimana pasangan tersebut mengalami tren penurunan dalam beberapa hari. Lalu, pasangan tersebut memecahkan garis trennya dan berhasil bertahan beberapa hari di atas garis tren tersebut, mengarah ke tren naik baru, kembali pulih lebih dari 80% dari penurunan yang terjadi.
Fibonacci
Level Fibonacci Retracement: Apakah itu?
Level Fibonacci retracement yang didapatkan dari kerangka Fibonacci merupakan garis horizontal yang menunjukkan area berpotensi dari support dan resistance.
Persentase berhubungan dengan setiap level. Sejauh mana pergerakan sebelumnya menggerakkan harga yang kembali tertarik ditunjukkan dengan persentase. Terdapat empat level Fibonacci untuk retracement: 23,6%, 38,2%, 61,8%, dan 78,6%, dan meskipun tidak benar-benar termasuk dalam rasio Fibonacci, 50% juga dapat digunakan.
Indikasi tersebut dapat digambarkan di antara dua titik harga penting, seperti titik tertinggi dan terendah, membuatnya menjadi mudah. Level di antara kedua titik tersebut selanjutnya akan dibuat oleh indikator tersebut.
Bagaimana Cara Menggunakan Level Fibonacci?
Level Fibonacci dapat digunakan baik pada pergerakan tren naik atau tren penurunan. Dalam kedua kasus tersebut, level Fibonacci ini dapat digunakan untuk menemukan titik masuk yang bagus, baik untuk membeli maupun menjual.
Ketika suatu mata uang mengalami tren kenaikan, kebanyakan trader akan mencari titik rendah atau penurunan kecil sebelum membelinya untuk kemungkinan kelanjutan tren naik. Pada kasus ini, penggunaan Fibonacci dapat digambarkan dari titik terendah terbaru hingga titik tertinggi terbaru, kemudian trader akan mencari titik beli pada level Fibonacci.
Contoh level Fibonacci Tren Naik
Pada contoh di atas, pasangan tersebut berhasil naik dalam beberapa hari sebelum mencapai puncaknya, kemudian pasangan tersebut ditarik kembali sebesar61,8% yang disebut golden ratio/rasio emas. Perhatikan bagaimana pasangan tersebut menyentuh level itu dan melonjak lebih tinggi sekali lagi.Rasio emas Fibonacci dapat dianggap sebagai alat masuk terbaik dalam memperdagangkan pasangan Fx.
Contoh level Fibonacci Tren Turun
Sebaliknya, Fibonacci retracement tren turun merupakan kebalikannya. Seperti yang ditampilkan pasa contoh di atas. Pasangan tersebut telah mengalami penurunan yang berlanjut dalam beberapa hari, sebelum pasangan tersebut mencapai support. Pasangan tersebut mulai naik kembali. Trader akan mencari titik jual (short) pasangan tersebut pada rasio emas Fibonacci. Perhatikan bagaimana pasangan tersebut menyentuh rasio tersebut dan turun kembali tepat di area tersebut.
Moving Averages
Moving average (MA) merupakan indikator saham yang biasa digunakan dalam analisis teknis di dunia keuangan. Tujuan penghitungan moving average saham adalah untuk membuat pembaruan harga rata-rata secara berlanjut untuk membantu mempermulus data harga. Efek perubahan acak jangka pendek pada harga saham selama periode tertentu berkurang dengan menggunakan perhitungan moving average.
Arah tren saham dapat ditemukan dengan menghitung moving average, sama halnya dengan level support dan resistance saham. Karena bergantung pada harga sebelumnya, ini merupakan indikator yang mengikuti tren atau lagging indicator.
Latency meningkat bersama dengan meningkatkan periode moving average. Karena 200-day moving average meliputi harga selama 200 hari sebelumnya, indikator ini akan jauh tertinggal dibandingkan 20-day MA. Investor dan trader biasanya memantau nilai moving average 50-day/50 hari dan 200-day/200 hari, yang dianggap sebagai sinyal trading yang krusial. Tergantung pada tujuan trading mereka, investor dapat memilih beberapa periode dengan panjang berbeda untuk menghitung moving average. Moving average dengan jangka lebih panjang lebih cocok untuk investor jangka panjang, sedangkan moving average yang lebih pendek sering digunakan untuk trading jangka pendek.
Meskipun tidak mungkin untuk meramalkan bagaimana pergerakan saham tertentu di masa depan, menggunakan analisis teknis dan riset dapat membantu dengan perkiraan.
Suatu instrumen berada di tren naik jika moving average-nya naik, sedangkan tren turun diindikasikan oleh moving average yang turun. Bullish crossover, hal ini terjadi ketika moving average jangka pendek melewati moving average dengan jangka lebih panjang, hal tersebut juga mengkonfirmasi terjadinya momentum yang mengarah naik. Di sisi lain, suatu bearish crossover terjadi ketika moving average jangka pendek bergerak turun menembus di bawah moving average dengan jangka yang lebih panjang, hal ini mengkonfirmasi momentum penurunan.
Bearish Moving Average (50 hari)
Perhatikan bagaimana Euro telah mengalami penurunan yang berlanjut sejak pasangan tersebut menembus di bawah moving average 50 Hari. Setiap pasangan tersebut berusaha menembus moving average itu kembali, pergerakan tersebut menjadi level resistance dan euro kembali turun, melanjutkan tren penurunannya.
Bullish Moving Average (100 hari)
Perhatikan bagaimana Franc Swis berhasil rally selama hampir satu bulan sejak melewati moving average 100 harinya. Sepanjang pergerakannya, USDCHF mengalami beberapa retracement ke arah bawah, tetapi setiap retracement tersebut menguji moving average-nya, pergerakan tersebut menjadi support dan mendorong pasangan tersebut naik lebih tinggi, melanjutkan perjalanan tren naiknya.
Relative Strength Index (RSI)
Analisis teknis menggunakan Indeks kekuatan relatif atau relative strength index (RSI) yang merupakan indikator momentum. Untuk menilai apakah harga suatu instrumen dinilai terlalu tinggi atau terlalu rendah, RSI mengevaluasi kecepatan dan luas ayunan fluktuasi harga terkini.
Osilator (grafik garis) mewakili RSI yang ditunjukkan, dengan skala 0 sampai 100. J. Welles Wilder Jr. menciptakan indikator ini, yang ia publikasikan pertama kali pada bukunya yang merupakan terobosan pada tahun 1978 dengan judul New Concepts in Technical Trading Systems.
Selain mengidentifikasi aset yang mengalami overbought dan oversold, RSI juga memiliki kemampuan lain. Rsi dapat pula menandakan aset yang siap untuk koreksi harga atau pembalikan tren. RSI dapat dijadikan sebagai isyarat pembelian dan penjualan. Terjadinya overbought atau jenuh beli pada umumnya diindikasikan dengan angka RSI 70 atau lebih. Status oversold atau jenuh jual diindikasikan dengan nilai Rsi pada angka 30 atau lebih rendah.
Overbought
Oversold