Memahami Non-Farm Payroll (NFP)

Adam Lienhard
Adam
Lienhard
Memahami Non-Farm Payroll (NFP)

Non-farm payroll (NFP) merupakan laporan ekonomi utama yang diterbitkan setiap bulan untuk menghitung jumlah penambahan dan pengurangan lapangan kerja di perekonomian AS, dengan mengecualikan kategori tertentu seperti pekerja pertanian.

Apakah non-farm payroll (NFP) itu?

Non-farm payroll merujuk pada jumlah keseluruhan pekerja yang diberi upah dalam perekonomian, dengan mengecualikan pekerja pertanian, pegawai pemerintah, pegawai rumah tangga swasta, dan pegawai organisasi nirlaba. Semua itu merupakan indikator ekonomi utama yang digunakan untuk mengukur kesehatan pasar tenaga kerja dan keseluruhan kinerja perekonomian.

Biro Statistik Tenaga AS (BLS) merilis laporan ini pada Jumat pertama di setiap bulannya, dan laporan ini secara luas dianggap sebagai tolok ukur krusial dari kesehatan dan arah perekonomian. Indikator ini dipantau secara cermat oleh para ekonom, pembuat kebijakan, dan para investor untuk mendapatkan wawasan mengenai tren ketenagakerjaan, pertumbuhan upah, dan potensi perubahan kebijakan moneter.

Bagaimana cara penghitungan non-farm payroll?

Angka non-farm payroll dihitung melalui survei yang diadakan oleh lembaga pemerintah, utamanya BLS AS. Survei ini, dikenal sebagai survei Current Employment Statistics (CES), mengumpulkan data dari sampel perusahaan-perusahaan di luar bidang peternakan dan lembaga pemerintah.

Perusahaan memberikan informasi mengenai jumlah pekerja dalam daftar penggajian mereka selama periode pembayaran yang mencakup hari ke-2 pada bulan tersebut. BLS kemudian menggabungkan data-data ini untuk memperkirakan jumlah keseluruhan penambahan atau penurunan pekerjaan di luar bidang pertanian sepanjang bulan tersebut. Survei tersebut juga memberikan wawasan mengenai berbagai industri dan kelompok demografis, membantu dalam menganalisis tren ketenagakerjaan.

Alasan non-farm payroll itu penting

Laporan non-farm payroll penting karena beberapa alasan:

  • Indikator kesehatan perekonomian. Non-farm payroll memberikan gambaran komprehensif mengenai kesehatan pasar tenaga kerja, menunjukkan aktivitas perekonomian secara keseluruhan. Peningkatan pada daftar penggajian menunjukkan pertumbuhan perekonomian dan berpotensi meningkatkan belanja konsumen, sementara penurunan pada daftar penggajian mengisyaratkan perlambatan ekonomi.
  • Pengaruh terhadap kebijakan moneter. Bank sentral, seperti Federal Reserve di As, memantau non-farm payroll dengan cermat untuk menilai perlunya ada perubahan pada kebijakan moneter, termasuk suku bunga. Pertumbuhan lapangan kerja yang kuat dapat mendorong para pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan penerapan kebijakan moneter yang ketat untuk mencegah overheating, sedangkan pertumbuhan pasar tenaga kerja yang lemah dapat menyebabkan pemberlakuan langkah-langkah akomodatif untuk menstimulasi perekonomian.
  • Inflasi upah. Non-farm payroll juga memengaruhi tren inflasi upah. Pasar tenaga kerja yang ketat dengan tingkat pengangguran seringkali menyebabkan tekanan naik pada upah karena pengusaha bersaing untuk mendapatkan tenaga kerja. Pertumbuhan upah dapat memengaruhi pola belanja konsumen dan tekanan inflasi dalam perekonomian.
  • Kepercayaan konsumen. Tren ketenagakerjaan memengaruhi sentimen konsumen dan perilaku belanja. Ketika non-farm payroll naik, peningkatan itu umumnya mengindikasikan lebih banyak orang mendapatkan pekerjaan, berpotensi menyebabkan belanja konsumen yang lebih tinggi dan pertumbuhan perekonomian.
  • Implikasi politik dan sosial. Tren ketenagakerjaan memiliki implikasi politik dan sosial yang besar. Pemerintah menghentikan penciptaan lapangan kerja sebagai metrik utama untuk mengevaluasi kebijakan ekonomi dan kinerja mereka, sementara tingkat pengangguran dan peluang kerja dapat memengaruhi sentimen pemilih dan kesejahteraan masyarakat.

Secara keseluruhan, non-farm payroll berperan sebagai indikator kritis vitalitas perekonomian, memengaruhi berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pembuatan kebijakan hingga konsumen dan pengusaha.

Pengaruh terhadap pasar keuangan

Perilisan non-farm payroll (NFP) seringkali memicu peningkatan volatilitas dalam pasar keuangan, karena para trader menyesuaikan posisi mereka berdasarkan implikasi data berupa pertumbuhan ekonomi, kebijakan moneter, dan prospek pendapatan perusahaan. Beginilah cara non-farm payroll memengaruhi berbagai pasar.

Pasar saham

Angka NFP seringkali memengaruhi harga saham. Data yang positif, mengindikasikan pertumbuhan lapangan kerja yang kuat, dapat meningkatkan keyakinan investor mengenai kesehatan perekonomian, menyebabkan harag saham yang meningkat.

Sebaliknya, angka NFP yang lebih rendah dari perkiraan dapat menyebabkan kekhawatiran akan adanya perlambatan ekonomi, sehingga menyebabkan harga saham turun.

Pasar obligasi

Harga obligasi dan imbal hasil sangat terpengaruh oleh data NFP. Angka NFP yang kuat dapat meningkatkan harapan akan inflasi dan suku bunga yang lebih tinggi, menyebabkan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi dan hrag obligasi yang lebih rendah karena investor menuntut imbal hasil yang lebih tinggi untuk mengimbangi risiko inflasi.

Sebaliknya, data NFP yang lemah dapat menurunkan kemungkinan inflasi dan tingkat suku bunga, mengakibatkan imbal hasil obligasi yang lebih rendah dan harga obligasi yang lebih tinggi.

Pasar forex

Pasar mata uang biasanya responsif terhadap rilis NFP, terutama untuk mata uang negara-negara yang perekonomiannya terkait erat dengan dolar AS. Data NFP yang positif dapat memperkuat dolar AS karena data ini menunjukkan kekuatan perekonomiannya, sedangkan angka yang lebih rendah dari perkiraan dapat melemahkan dolar.

Para trader mata uang juga menilai data relatif terhadap perkiraan, menyebabkan pergerakan tajam dalam nilai tukar.

Pasar komoditas

Data NFP dapat memengaruhi harga komoditas. Pertumbuhan lapangan kerja yang kuat dapat mengisyaratkan peningkatan permintaan terhadap komoditas, seperti minyak dan logam industri, menyebabkan harga yang lebih tinggi. Sebaliknya, data ketenagakerjaan yang lemah dapat meredam perkiraan permintaan, menyebabkan penurunan harga komoditas.

Menafsirkan laporan non-farm payroll

Untuk menafsirkan laporan NFP, yang biasanya dipublikasikan pada situs web BLS, Anda harus berfokus pada:

  1. Jumlah total: Angka ini mewakili jumlah total pekerja AS yang diberi upah, si luar sektor pertanian, pemerintahan, rumah tangga swasta, dan pegawai lembaga nirlaba. Angka yang lebih tinggi dari perkiraan umumnya dilihat sebagai hal positif untuk perekonomian, sedangkan angka yang lebih rendah dari perkiraan diperlihatkan sebagai negatif.
  2. Tingkat pengangguran. Angka ini merupakan persentase dari angkatan kerja yang menganggur tetapi aktif mencari pekerjaan san bersedia untuk bekerja. Penurunan pada angka ini dilihat sebagai positif, sedangkan peningkatan dilihat sebagai negatif dalam perekonomian.
  3. Pendapatan rata-rata per jam. Angka ini mencerminkan perubahan pada harga yang dibayarkan perusahaan untuk tenaga kerja, di luar industri pertanian. Angka yang lebih tinggi dari perkiraan dilihat sebagai positif dalam perekonomian, sedang angka yang lebih rendah dari perkiraan dilihat sebagai negatif.

Kesimpulan: Non-farm payroll

Rilis non-farm payroll memengaruhi sentimen investor, keputusan kebijakan moneter, dan volatilitas pasar. Memahami signifikansinya sangatlah penting untuk memetakan kompleksitas dunia keuangan global.

Namun, meskipun angka pada laporan NFP memberikan gambaran singkat mengenai perekonomian, angka-angka tersebut hanyalah salah satu bagian dari gambaran yang lebih luas dan harus dipertimbangkan bersama dengan indikator-indikator ekonomi serta peristiwa-peristiwa berita lainnya.

ikuti kami di Telegram, Instagram, dan Facebook untuk mendapatkan berita-berita terbaru dari Headway dengan cepat.