/ Belajar/ Blog/ Apakah Double-spending dalam Crypto itu?

Apakah Double-spending dalam Crypto itu?

Adam Lienhard
Adam
Lienhard
Apakah Double-spending dalam Crypto itu?

Dalam dunia mata uang digital, double-spending merupakan salah satu ancaman paling krusial bagi integritas sistem blockchain. Dalam artikel ini, kami akan membedah tentang double-spending, alasan ini berisiko, dan cara mata uang kripto, seperti Bitcoin, mengatasi masalah ini.

Pengertian double-spending

Mata uang fiat tradisional tidak mengalami permasalahan double-spending karena uang tunai fisik tidak dapat dibelanjakan dua kali – begitu Anda menyerahkan uang dolar, uang tersebut sudah tidak lagi menjadi milik Anda. Namun, dalam mata uang digital, proses penyalinan data sangatlah mudah. Karena mata uang kripto hadir sebagai entitas digital murni, para pelaku kejahatan secara teori dapat membuat salinan koin atau memanipulasi transaksi untuk memakai aset yang sama berulang kali.

Tanpa adanya perlindungan, double-spending atau pengeluaran ganda dapat menyebabkan kegagalan sistem, kerugian finansial, dan runtuhnya kepercayaan.

Bagaimana double-spending bisa terjadi

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melakukan double-spending dalam sistem blockchain:

  • Race attack. Dalam skenario ini, ada dua transaksi yang saling berbenturan dikirimkan secara berurutan. Pengguna membelanjakan koin yang sama dalam dua transaksi, dengan harapan salah satunya akan dikonfirmasi dan yang lainnya akan diterima oleh pedagang sebelum ditolak oleh jaringan.
  • Finney attack. Seorang miner melakukan pra-tambang pada sebuah blok dengan melakukan transaksi yang mengirimkan koin ke alamat mereka sendiri. Mereka menggunakan koin yang sama dalam transaksi lain di luar blok dan menyiarkannya ke jaringan, dengan harapan blok yang pertama kali ditambang akan terkonfirmasi.
  • 51% attack. Jika suatu grup mengendalikan lebih dari 50% dari total kekuatan penambangan jaringan, mereka bisa menulis ulang riwayat blockchain. Jika terjadi serangan 51%, mereka dapat membalikkan transaksi sebelumnya, secara efektif membelanjakan aset yang sama dua kali lipat.

Oleh karena itu, selalu waspada dan memverifikasi transaksi sangat penting untuk mencegah terjadinya double-spending.

Apa pengaruhnya terhadap pasar?

Double-spending adalah masalah penting karena dapat merusak kepercayaan dan keamanan dalam transaksi digital. Berikut adalah dampaknya terhadap pasar.

Tekanan inflasi

Double-spending bisa menyebabkan inflasi. Jika pelaku kejahatan berulang kali membelanjakan token yang sama, maka suplai efektif pun akan meningkat dan akan mendevaluasi mata uang tersebut. Hal ini mengikis kepercayaan terhadap mata uang kripto dan mengganggu pengadopsiannya.

Keyakinan dan kepercayaan pasar

Double-spending merusak kepercayaan terhadap mata uang digital. Investor dan pengguna bersandar pada keabadian transaksi blockchain. Jika hal ini semakin merajalela, kepercayaan terhadap seluruh pasar pun akan menurun.

Stabilitas pasar

Pasar yang stabil berarti transaksi yang aman. Double-spending menimbulkan ketidakpastian dan ketidakstabilan. Investor mungkin akan ragu untuk berinvestasi jika mereka mengkhawatirkan kepemilikan mereka bisa kehilangan nilai karena transaksi yang curang.

Bagaimana cara blockchain mencegah double-spending?

Blockchain mencegah double-spending menggunakan gabungan beberapa metode. Elemen-elemen ini memastikan bahwa setiap transaksi bersifat unik, transparan, dan anti-perusakan, sehingga mencegah aset digital yang sama dibelanjakan dua kali.

1. Mekanisme konsensus terdesentralisasi

Blockchain dikelola oleh jaringan node (komputer) yang secara kolektif memvalidasi transaksi. Tidak seperti sistem terpusat, tidak ada satu pihak pun yang memiliki kendali. Setiap transaksi akan disiarkan ke seluruh jaringan, dan mekanisme konsensus, seperti Proof of Work atau Proof of Stake, memastikan persetujuan atas versi buku besar yang benar. Setelah transaksi diverifikasi, transaksi tersebut menjadi bagian dari blok dan ditambahkan ke blockchain.

Struktur terdesentralisasi ini mencegah pelaku kejahatan untuk mengirimkan transaksi yang saling berbenturan, karena mengubah buku besar akan membutuhkan kontrol atas sebagian besar daya komputasi atau staking jaringan.

2. Pencatatan waktu transaksi dan buku besar yang tidak dapat diubah

Transaksi dalam blockchain dikelompokkan ke dalam blok-blok, yang diberi stempel waktu dan secara kriptografis terhubung ke blok-blok sebelumnya, membentuk sebuah rantai. Ketika sebuah transaksi terkonfirmasi, transaksi tersebut secara permanen tercatat di blockchain dan menjadi tidak mungkin untuk diubah.

Semakin lama blockchain berkembang, semakin aman setiap transaksi, karena mengubah blok sebelumnya akan membutuhkan pengulangan untuk semua blok berikutnya.

3. Persyaratan konfirmasi jaringan

Blockchain seperti Bitcoin memerlukan beberapa konfirmasi sebelum sebuah transaksi dianggap final. Sebagai contoh, pengguna Bitcoin biasanya harus menunggu enam kali konfirmasi untuk memastikan bahwa transaksi tidak dapat dibatalkan. Penundaan ini menyulitkan pelaku kejahatan untuk melakukan race attack (yaitu ketika dua transaksi dikirim secara bersamaan ke penerima yang berbeda).

4. Keamanan kriptografi

Transaksi blockchain diamankan menggunakan kriptografi kunci publik. Setiap transaksi ditandatangani dengan kunci pribadi pengirim, dan node memverifikasi tanda tangan dengan kunci publik yang sesuai. Cara ini memastikan keaslian setiap transaksi dan mencegah pihak yang tidak berwenang membelanjakan dana orang lain.

Mekanisme ini saling bekerja sama untuk mencegah double-spending, menjaga kepercayaan pada sistem dan memastikan bahwa mata uang digital berfungsi sebagai aset yang dapat diandalkan dan tahan gangguan.

Ikuti kami di Telegram, Instagram, dan Facebook untuk mendapatkan kabar terbaru dari Headway.