Cara Menggunakan Relative Strength Index

Adam Lienhard
Adam
Lienhard
Cara Menggunakan Relative Strength Index

Relative Strength Index (RSI) merupakan osilator momentum digunakan secara luas dalam analisis teknis. Indikator ini membantu dalam menilai kekuatan dan kecepatan pergerakan harga pada suatu aset keuangan. J. Welles Wilder mengembangkannya di tahun 1978. Di artikel ini, Anda akan mempelajari cara membaca RSI dengan benar dan mengaplikasikannya dalam trading Anda.

Apa RSI itu?

RSI berosilasi antara 0 dan 100 dan biasanya ditampilkan sebagai grafik garis. Indikator ini umumnya digunakan pada kurun waktu 14 hari. Namun, panjang hari pada kurun waktunya dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda atau aset yang sedang dianalisis.

Bagaimana penghitungannya?

RSI is dihitung menggunakan rumus: RSI = 100 – (100 / (1 + RS))

Di mana RS = Rata-rata penutupan naik X hari / Rata-rata penutupan turun X hari.

Bagaimana cara membaca RSI?

RSI merupakan indikator untuk mengetahui jenuh beli/jenuh jual. Jika RSI di atas 70, hal ini dapat mengindikasikan bahwa aset tersebut sedang dalam jenuh beli, dan berpotensi akan terjadi pembalikan atau koreksi. Di sisi lain, jika RSI di bawah 30, hal ini menunjukkan bahwa aset tersebut sedang dalam jenuh jual, dan berpotensi akan terjadinya rebound atau really.

Bagaimana cara menggunakan RSI dalam trading Anda?

Ansa dapat menggunakan Relative Strength Index (RSI) dalam banyak cara untuk meningkatkan hasil trading Anda:

Mengidentifikasi level jenuh beli dan jenuh jual. Nilai RSI di atas 70 umunya adalah keadaan jenuh beli, mengindikasikan kemungkinan adanya koreksi atau pembalikan harga. Nilai RSI di bawah 30 biasanya adalah keadaan jenuh jual, menunjukkan akan adanya rebound atau rally pada harga. Level-level ini sangat bervariasi bergantung pada pasar dan kurun waktunya, maka penting untuk mempertimbangkan karakteristik asetnya.

Menemukan divergensi. Divergensi terjadi ketika indikator RSI dan harga aset bergerak dalam arah yang berlawanan. Divergensi bullish terjadi ketika harga menambah titik terendah yang lebih rendah sedangkan RSI membentuk titik terendah yang lebih tinggi, mengindikasikan adanya potensi momentum ke arah naik. Divergensi bearish terjadi ketika harga membentuk titik puncak yang lebih tinggi sedangkan RSI membentuk titik puncak yang lebih rendah, menunjukkan akan adanya potensi tekanan ke arah turun. Divergensi dapat menjadi sinyal yang sangat berguna untuk potensi akan adanya pembalikan tren.

Mengonfirmasi kekuatan tren. RSI dapat membantu mengonfirmasi kekuatan suatu tren. Dalam tren naik yang kuat, RSI cenderung akan tetap berada pada wilayah jenuh beli untuk jangka waktu yang lama. Dalam tren penurunan yang kuat, RSI cenderung akan tetap berada pada wilayah jenuh jual untuk waktu yang lama. Memantau RSI bersamaan dengan pergerakan harga dapat memberikan wawasan mengenai kuat atau lemahnya suatu tren.

Menggunakan RSI sebagai penghasil sinyal. Para trader sering menggunakan RSI untuk menghasilkan sinyal beli atau jual. Ketika RSI melintas di atas level jenuh jual (yakni, 30), keadaan ini dapat dianggap sebagai sinyal beli. Sebaliknya, ketika RSI melintas di bawah level jenuh beli (yakni, 70), keadaan ini dapat dilihat sebagai sinyal jual. Namun, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain dan menggunakan konfirmasi tambahan sebelum mengambil keputusan trading hanya berdasarkan sinyal RSI saja.

Mempertimbangkan kurun waktu. RSI dapat digunakan dalam kuran waktu yang berbeda-beda, seperti per hari, per jam, atau bahkan pada. Interval yamg lrbih pendek. Kurun waktu yang lebih pendek dapat menghasilkan lebih banyak sinyal, tetapi juga lebih rentan terhadap sinyal palsu. Kurun waktu yang lebih panjang dapat menghasilkan sinyal yang lebih dapat diandalkan, tetapi lebih sedikit peluang. Pilih kurun waktu yang sesuai dengan strategi dan target trading Anda.

Ikuti kami di Telegram, Instagram, dan Facebook untuk mendapatkan kabar terbaru dari Headway.